
Kanal Santri, Yogyakarta – Suasana aula Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro mendadak riuh penuh semangat. Bukan karena rebutan jatah makan siang, tapi karena santri baru dari berbagai penjuru nusantara berkumpul dalam satu agenda akbar: Masa Ta’aruf Santri (MATAS) 2025 yang resmi dibuka pada Rabu, 9 Juli 2025.

Acara yang dikemas dengan gaya santri yang asyik tapi tetap berakhlak ini dipandu oleh pembawa acara paling enerjik dan nyentrik: Tita, santri senior yang dikenal luwes dan lincah, membuat suasana cair sejak awal acara. Santri baru pun tak bisa menahan senyum, sebagian malah sudah mulai curi-curi kenalan.

Dalam sambutannya, perwakilan panitia, Said Alkhudry, menyampaikan bahwa MATAS bukan sekadar orientasi, tapi adalah fase awal membentuk karakter santri militan yang siap mondok, ngaji, dan ngabdi. “MATAS ini bukan cuma ta’aruf nama, tapi ta’aruf nilai-nilai pondok,” ujarnya dengan gaya khas ala santri debat.

Hadir pula jajaran penting dari Yayasan Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro, di antaranya KH. Saliman SAg, Drs H Jambari, serta pimpinan lembaga formal seperti SMK dan MA. Tak ketinggalan, Kepala SMK Diponegoro, Moh. Afifi SThI, menyapa santri baru dengan sambutan yang cukup menyentil. “Memilih lembaga pendidikan itu bukan kayak milih mie instan. Harus mikir masa depan dan akhlak. Maka, selamat datang di lembaga yang insyaAllah amanah!” katanya disambut tepuk tangan para wali dan santri.

Acara ini pun makin khidmat saat memasuki sesi Mauidhoh Hasanah oleh Pengasuh Pondok, KH M Syakir Ali MSi dalam petuahnya, beliau menegaskan bahwa santri adalah generasi terpilih yang disiapkan bukan hanya untuk pintar, tapi juga untuk menjadi lentera umat. “Kalau bukan santri, siapa lagi yang akan membawa cahaya di zaman gelap ini?” serunya yang langsung membuat para santri baru terdiam merenung.

MATAS 2025 masih akan berlangsung hingga 13 Juli, dengan rangkaian kegiatan seperti pembinaan, mujahadah, muhasabah, hingga outbound. Para santri baru tampak antusias dan siap memulai petualangan spiritual dan intelektualnya di Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro.
Dan ingat, seperti kata Tita si MC, “Kalau sudah MATAS, jangan lemas. Karena hidup santri, harus semangat dan ikhlas!” (rdp)