2 Maksiat yang Harus Dibereskan Sebelum Malam Nisfu Sya’ban

Di dalam bulan Sya’ban terdapat sebuah malam istimewa yang disebutkan di dalam banyak riwayat yang disandarkan kepada Rasulullah ﷺ. Malam ini disebut malam Nisfu Sya’ban, yang jatuh pada malam ke-15 di bulan Sya’ban.
Ada beberapa riwayat yang menyebutkan mengenai malam Nisfu Sya’ban. Namun, ulama memperselisihkan kebenaran riwayat tersebut dari Rasulullah ﷺ. Berikut dua di antaranya:
Riwayat Sayyidah Aisyah ra.
Sayyidah Aisyah ra. menceritakan bahwa suatu kali Rasulullah ﷺ tidur di rumahnya. Di tengah malam, Rasulullah ﷺ diam-diam pergi meninggalkan rumah, tetapi Aisyah menyadarinya. Ia pun mengikuti Rasulullah ﷺ.
Sayyidah Aisyah kemudian melihat Rasulullah ﷺ tengah berdiri di pemakaman Baqi’. Mengetahui Sayyidah Aisyah mengikutinya, Rasulullah ﷺ bertanya, “Apa kamu takut Allah dan Rasul-Nya akan mencurangimu?”
Merasa malu, Sayyidah Aisyah menjawab, “Tidak wahai Rasulullah ﷺ, aku hanya mengira engkau mengunjungi istrimu yang lain wahai Rasulullah ﷺ.”
Rasulullah ﷺ kemudian bersabda:
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعَرِ غَنَمِ كَلْبٍ
Sungguh Allah Ta’ala turun pada malam Nisfu Sya’ban ke langit dunia lalu memberi ampunan lebih banyak dari pada jumlah bulu kambing kabilah Kalb (HR. Ibnu Majah no. 1389).
Imam Ibnu Hajar Al Asqalani menilai status sanad hadis ini lemah, walaupun mempunyai banyak jalur periwayatan. Pendapat ini juga disepakati oleh sebagian besar ulama kritikus hadis, seperti Imam Ad Daruquthni dan Badruddin Al Aini.
Riwayat Sahabat Abu Musa Al Asy’ari ra. dan Sahabat Mu’adz bin Jabal ra.
Sahabat Abu Musa Al Asy’ari meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Sungguh Allah datang di malam Nisfu Sya’ban lalu mengampuni seluruh makhluknya kecuali orang musyrik dan yang bermusuhan (HR. Ibnu Majah no. 1390).
Imam Ibnu Hibban menilai hadis di atas sahih dan Imam Al Haitsami mengatakan bahwa para perawi hadis di atas terpercaya.
Berdasarkan riwayat di atas, Ada dua hal yang menjadi poin penting mengenai malam Nisfu Sya’ban; Pertama, malam ini adalah waktu Allah memberikan ampunan yang besar kepada hamba-hamba-Nya. Kedua, ada dua hal yang dapat menghalangi kita dari meraih ampunan malam Nisfu Sya’ban, yaitu kesyirikan dan permusuhan.
Menjauhi syirik dan permusuhan di malam Nisfu Sya’ban
Kesyirikan adalah dosa terberat yang membatalkan iman. Saking besarnya dosa syirik, Allah melabelinya sebagai salah satu dosa yang tidak diampuni, sebagaimana firman-Nya:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar (QS. An-Nisa [4]: 48).
Dalam menyambut malam Nisfu Sya’ban, kita hendaknya berusaha membersihkan dan memurnikan hati kita dari apa pun selain Allah. Kita juga hendaknya berusaha mengikhlaskan amalan-amalan kita hanya untuk beribadah dan meraih ridha-Nya.
Kita hendaknya berusaha membersihkan diri dari dosa syirik, baik syirik besar maupun syirik kecil. Syirik kecil dapat berupa sikap riya, sum’ah (menyebut-nyebut kebaikan), bahkan ujub.
Momen Nisfu Sya’ban juga merupakan momen untuk mengevaluasi diri atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Setelahnya, kita bertaubat memohon ampun kepada Allah, baik atas dosa-dosa yang kita sadari maupun tidak.
Sebelum datangnya malam Nisfu Sya’ban, kita hendaknya mempersiapkan diri menyambut ampunan Allah dengan membersihkan diri kita dari maksiat-maksiat terhadap sesama makhluk.
Jika kita sedang berkonflik dengan seseorang, maka segera selesaikan. Jika kita memiliki rasa benci kepada saudara sesama muslim, alangkah baiknya kita segera memaafkan mereka. Dengan itu, kita telah membantu seorang hamba Allah memperoleh kesempatan meraih ampunan Nisfu Sya’ban.
Di sisi lain, jika kita bersalah, mari segera meminta maaf dan kerelaan kepada orang yang kita sakiti. Karena kesalahan kepada sesama manusia harus diselesaikan dengan orang yang bersangkutan. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ لأَخِيهِ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهَا فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ
Siapa yang mempunyai dosa kepada saudaranya, maka hendaklah ia meminta kehalalan dari saudaranya itu. Karena tidak ada lagi dinar dan dirham (di akhirat) (HR. Bukhari no. 6534).
Semoga kita memperoleh kemuliaan, keberkahan, dan ampunan di malam Nisfu Sya’ban nanti. Aamiin.
Wallahu a’lam bi ash-shawab.
Oleh: Tim Redaksi