You need to enable javaScript to run this app.

Adab Muslim: Meredakan Amarah

  • Senin, 06 Maret 2023
  • Opini Santri
  • Administrator
  • 0 komentar
Adab Muslim: Meredakan Amarah

Amarah adalah suasana jiwa yang berasal dari setan. Saat marah wajah akan memerah, badan terasa panas, dan biasanya terlampiaskan dengan kata-kata yang tidak baik.

Rasulullah ﷺ memuji orang yang dapat menahan amarahnya sebagai orang yang kuat. Beliau ﷺ bersabda:

‏ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

Orang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang kuat adalah yang bisa menahan diri ketika marah (HR. Muslim no. 2609).

Bagaimana meredam amarah dan menahan diri dari melampiaskannya? Rasulullah ﷺ mengajarkan beberapa cara berikut:

1. Berta’awudz

Rasulullah ﷺ suatu hari tengah duduk bersama sahabat dan melihat dua orang yang saling mencaci-maki satu sama lain. ٍSeseorang di antara mereka tampak telah dikuasai amarah hingga memerah dan bermunculan urat-urat wajahnya.

Melihat hal tersebut Rasulullah ﷺ berkata, “Aku tahu satu kalimat yang dapat menghilangkan kemarahannya.” Beliau ﷺ melanjutkan:

لَوْقَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ‏.‏ ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ

Seandainya ia berkata “Aku berlindung kepada Allah dari setan,” maka akan hilanglah (amarah) yang sedang ia hadapi (HR. Bukhari no. 3282).

2. Berdoa

Rasulullah ﷺ suatu kali melihat Sayyidah Aisyah ra. yang tengah marah. Beliau ﷺ kemudian menyentuh pangkal hidung Aisyah lalu memijat-mijat lembut sambil berkata:

يَا عُوَيِّشُ قُولِي: اللَّهُـمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِي وَأَجِرْنِي مِنَ الشَّيْطَانِ

Wahai ‘Aisyah, katakanlah: “Ya Allah, tolong ampuni dosaku, hilangkan amarah hatiku, dan jauhkan aku dari setan” (Amal Yaum wa Lailah Ibnu Sunni no. 622).

3. Berwudhu

Karena amarah berasal dari setan dan bersifat panas, Rasulullah ﷺ menganjurkan agar seorang muslim yang sedang marah untuk berwudhu. Beliau ﷺ bersabda:

إِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

Sungguh amarah itu berasal dari setan. Dan sungguh setan diciptakan dari api. Dan api hanya padam oleh air. Jika salah seorang di antara kalian marah, maka berwudhulah (HR. Abu Dawud no. 4784).

Menahan Amarah adalah sebuah kebajikan dan menunjukkan pengendalian diri yang baik. Sebaliknya, melampiaskan amarah biasanya berujung pada penyesalan. 

Allah memotivasi setiap orang yang berhasil meredam amarahnya walaupun ia mampu melampiaskannya melalui sabda Rasulullah ﷺ:

مَنْ كَظَمَ غَيْظًا - وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ - دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ ‏

Siapa yang menahan amarah dan dia mampu melampiaskannya, Allah akan memanggilnya di hadapan semua makhluk di hari Kiamat dan mempersilahkannya memilih bidadari manapun yang ia inginkan (HR. Abu Dawud no. 4777).

Semoga pengendalian diri kita semakin meningkat setiap harinya, dan kita menjadi orang-orang yang menang dari tipu daya amarah yang merugikan. Aamiin.

Wallahu a’lam bi ash-shawab.


Oleh: Tim Redaksi

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

H. Imindi Kasmiyanta, S.Pd.

- Ketua Yayasan -

Assalamu’alaikum Wr. Wb.   Sejak didirikan pada tahun 1997 hingga saat ini, Yayasan Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro telah mengalami berbagai…

Berlangganan
Jajak Pendapat

Bagaimana Pengalaman Anda Menempuh Pendidikan di Yayasan Diponegoro?

Hasil
Pengumuman