Habib Umar bin Hafiz: 3 Langkah Menyambut Ramadhan

Ramadhan adalah penghulu bulan dalam setahun. Bulan ini adalah bulan terbaik karena Allah menurunkan karunia-Nya yang tak terbatas. Bagaimana sebaiknya seorang hamba menyambut bulan Ramadhan yang penuh rahmat dan ampunan dari-Nya?
Bergembira menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan
Pertemuan dengan Ramadhan adalah anugerah yang agung dari Allah. Sebagian kita mungkin menyadari telah begitu banyak orang wafat menjelang Ramadhan. Boleh jadi Allah menilai bahwa bekal mereka telah cukup sehingga tidak lagi membutuhkan Ramadhan.
Adapun bagi kita yang masih Allah beri kesempatan untuk menemui Ramadhan untuk kesekian kalinya, kita patut menunjukkan rasa bahagia dan syukur yang mendalam kepada-Nya. Bertemu Ramadhan berarti Allah masih menginginkan kita berbuat baik dan mengumpulkan bekal akhirat.
Allah berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus [10]: 58).
Sahabat Salman Al-Farisi ra. menyebutkan setidaknya ada tujuh keutamaan dari bulan Ramadhan:
- Ada malam yang lebih baik dari seribu bulan di dalamnya.
- Allah mewajibkan puasa dan menghadiahi kita dengan amalan shalat tarawih yang tidak ada di luar Ramadhan.
- Setiap niat baik di bulan Ramadhan diberikan pahala senilai amalan baik tersebut di luar bulan Ramadhan.
- Setiap amalan baik diganjar setidaknya 70 kali lipat nilai amalan tersebut di luar bulan Ramadhan.
- Bulan bersabar berbuah surga.
- Bulan untuk bersedekah.
- Bulan untuk meningkatkan iman.
Selain itu, bulan Ramadhan adalah bulan Allah menganugerahkan ampunan bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya. Pada bulan ini, pintu neraka di tutup dan pintu-pintu surga dibuka, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Apabila Ramadhan telah datang, pintu surga terbuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dibelenggu (HR. Muslim no. 1079).
Habib Umar bin Hafiz menjelaskan, hadis ini artinya bahwa pada bulan Ramadhan Allah lebih mudah menerima amal baik, dan memberi ampunan kepada orang-orang yang bertobat.
Mewaspadai hal-hal yang menghalangi dari karunia Ramadhan
Tujuan akhir dari puasa dan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan adalah untuk meraih peringkat takwa (QS. Al-Baqarah [2]: 183). Esensi dari takwa adalah membangun benteng untuk diri sendiri dari murka Allah. Cara meningkatkan takwa adalah dengan menaati perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
Agar mencapai derajat takwa dan memperoleh ampunan Allah, ada beberapa hal yang harus kita waspadai.
Pertama, hindari berbohong.
Rasulullah ﷺ secara tegas melarang umatnya berdusta, terlebih di bulan Ramadhan. Beliau ﷺ bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Siapa yang tidak meninggalkan perkataan zuur (perkataan dusta), mengamalkannya, atau bertindak bodoh, maka Allah tidak butuh atas usahanya menahan lapar dan dahaga (HR. Bukhari no. 6057).
Kedua, jangan mengucapkan kata-kata kotor.
Puasa itu ibarat tameng yang membuat orang cenderung berhati-hati dari dosa. Saat berpuasa hendaklah kita berusaha menahan lisan dari berkata kotor, memaki, dan bergosip, entah secara langsung maupun melalui ketikan jari di jejaring sosial.
Rasulullah ﷺ bersabda:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ فَإِنْ شَاتَمَهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
Puasa itu adalah tameng. Apa bisa salah seorang dari kalian tengah berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor atau memaki. Apabila seseorang mencelanya atau mengajaknya berkelahi, maka hendaklah ia berkata, “Aku sedang berpuasa” (HR. Nasai no. 2217).
Ketiga, berhati-hati dari faktor yang menghalangi dari ampunan Allah.
Habib Umar bin Hafiz menyebutkan ada empat penyebab yang menghalangi seorang muslim dari ampunan Allah, yaitu memutuskan hubungan silaturahmi, durhaka kepada orang tua, mempunyai dendam kepada sesama muslim, serta mengonsumsi miras dan narkoba.
Keempat, pastikan untuk selalu mengonsumsi makanan halal.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا
Wahai manusia, sungguh Allah itu maha baik, (Dia) tidak menerima kecuali yang baik (HR. Muslim no. 1015).
Pada penerapannya, setiap muslim mesti memastikan makanan yang ia konsumsi halal dan baik. Halal dan baik ini mencakup cara memperoleh, membelanjakan hingga jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Berusaha maksimal dalam beramal baik
Di bulan Ramadhan, Allah menjanjikan pahala berlipat ganda bagi setiap kebaikan dan pembebasan dari neraka. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا كَانَتْ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ … نَادَى مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ. وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ.
Apabila telah datang malam pertama bulan Ramadhan, akan ada malaikat yang berseru, “Wahai para penggiat amal-amal baik, lanjutkanlah, dan wahai para pengamal keburukan, berhentilah” (HR. Ibnu Majah no. 1642).
Habib Umar bin Hafiz menjelaskan bahwa makna hadis ini adalah perintah untuk berusaha konsisten beramal baik, terlebih di bulan Ramadhan.
Setiap mukmin hendaknya meningkatkan kualitas kebaikan diri dan keluarganya di bulan ini. Tidak hanya itu, kebaikan ini juga hendaknya disebarkan kepada seluruh umat muslim dan seluruh manusia. Jika kita sudah melakukannya dengan konsisten, mudah-mudahan kita termasuk penggiat amal-amal baik yang dipanggil oleh malaikat.
Para ulama dan orang-orang shaleh terdahulu menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan fokus ibadah, seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, shalat sunnah, dll.
Di bulan ini, mereka jarang berinteraksi dengan kerabat maupun sahabat. Oleh karena itu, Hari Raya Idul Fitri menjadi momen silaturahim yang sangat membahagiakan setelah tidak bertemu selama satu bulan.
Ramadhan sudah di depan mata, dan inilah kesempatan kita untuk meraup karunia Allah sebanyak-banyaknya. Mari siapkan jasmani dan rohani kita untuk memasukinya.
Siapkan doa-doa terbaik untuk setiap hajat akhirat maupun duniawi kita untuk dipanjatkan di bulan mulia ini. Yakinlah bahwa Allah pasti menjawab doa kita, karena Allah sudah menjanjikannya untuk umat Rasulullah ﷺ. Dia berfirman:
اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku (QS. Al-Baqarah [2]: 186).
Semoga Ramadhan ini menjadi sebab kebahagiaan dan penolak kesengsaraan bagi kita semua. Aamiin.