
Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa, meminta organisasi NU di berbagai tingkatan kepengurusan selalu cepat merespons kebutuhan umat. Sebab menurutnya, setiap zaman memiliki tantangan yang berbeda.
Penegasan itu disampaikan saat peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU sekaligus Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Jumat (24/01/2025). Kegiatan tersebut dipusatkan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo.
“Tentu setiap zaman ada tantangan yang berbeda-beda. Pada zaman KH M Hasyim Asy’ari, Mbah Wahab dan Mbah Bisri, berbeda dengan sekarang. Sekarang zaman sudah semakin maju, mau tidak mau NU sebagai organisasi harus mengikuti,” katanya.
Di tubuh PBNU misalnya, melalui program digitalisasi sudah membangun NU menjadi organisasi yang maju mengikuti perkembangan zaman.
“Kalau di PBNU kami selalu melihat ada Digdaya. Digdaya ini nanti ada disposisi dari ketua umum yang bisa dilihat di Digdaya. Dan alhamdulillah persuratan-persuratan sudah menggunakan teknologi. Ini bukti kalau NU sudah mengikuti perkembangan zaman,” terangnya.
Ia menyebutkan bahwa NU juga diminta cepat merespons segala kebutuhan umat dan masyarakat. Sebab, sejak dulu NU sudah diminta sama dengan visi TNI-Polri, yaitu melayani, mengayomi dan melindungi. Sebab itu NU harus selalu responsif dalam menyikapi kebutuhan masyarakat.
“Saya memberikan ilustrasi sederhana, misalnya tugas TNI-Polri dalam pelayanan lambat, itu otomatis membuat indeks kepuasan bagi instansi TNI-Polri menurun. Atau misalnya TNI-Polri bentrok, masyarakat melihat kepuasan masyarakat terhadap TNI-Polri akan turun,” terangnya.
Sama halnya dengan di NU, indeks kepuasan masyarakat terhadap organisasi NU berbanding lurus dengan kinerja NU di berbagai tingkatan. Jika NU lambat dalam menjawab kebutuhan umat, maka respect masyarakat juga berkurang.
“Saudara-saudara kalau kita melihat indeks kepuasan masyarakat terhadap organisasi kita berbanding lurus seperti apa NU baik di tingkat ranting, cabang, wilayah dan pusat meng-addres kebutuhan masyarakat.
Dirinya menegaskan, masyarakat akan melihat bagaimana performa organisasi NU di wilayah masing-masing. Bila performanya tidak bagus, maka otomatis support masyarakat berkurang. Tetapi, jika perangkat organisasinya lengkap dan semua tahapan pelaksanaan roda organisasi dilakukan, maka NU di daerah tersebut hidup dan memiliki eksistensi di hati masyarakat.
“Kalau banomnya ada, rakernya ada, gerakannya ada, berarti pengurus memiliki visi yang insyaallah NU di sana hidup dan memiliki eksistensi. Semoga (NU) Jawa Timur termasuk yang eksistensinya dapat dirasakan bersama,” ucapnya.
Pihaknya pun menyampaikan selamat atas dilaksanakannya Rakerwil PWNU Jatim. Ia berharap agar program yang dicanangkan terlaksana dengan baik dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas, khususnya Nahdliyin di Jawa Timur.
“Atas nama PBNU saya mengucapkan selamat raker untuk PWNU Jawa Timur. Semoga hasil rakernya dapat segera dilaksanakan dan masyarakat betul-betul dapat merasakan yang dilakukan PWNU Jawa Timur,” pungkasnya.